MENGOPTIMALKAN BIODIVERSITAS UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

MENGOPTIMALKAN BIODIVERSITAS UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

Bengkulu, Sabtu, 26 Oktober 2024 – Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, menyelenggarakan Seminar Nasional Perlindungan Tanaman dengan tema “Biodiversity for Sustainable Agriculture.” Acara ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia, Prof. Agustin Zarkani, yang berharap seminar ini menjadi pemicu inovasi dalam perlindungan tanaman. Sambutan dari Ketua Jurusan Perlindungan Tanaman, Dr. Mimi Sutrawati, dan Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Indra Cahyadinata, turut menegaskan pentingnya komitmen terhadap pertanian berkelanjutan. Acara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Indra Cahyadinata.

Dr. Ravindra Chandra Joshi dari Philippine Rice Research Institute membuka sesi pertama dengan paparan bertajuk “Managing Invasive Rice Pests Using Biodiversity to Support Sustainable Agriculture”. Dr. Joshi menyoroti dampak hama invasif seperti planthopper, fall armyworm, dan siput terhadap pertanian serta pentingnya pengelolaan hama berbasis biodiversitas. Menurutnya, langkah ini menjaga tanaman dari kerugian hasil panen, mengurangi biaya produksi, dan meminimalkan pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida berlebih.

Prof. Dr. Ir. Dwinardi Apriyanto dari Universitas Bengkulu kemudian membahas “Status Hama Penggerek Pucuk dan Buah Terong (Leucinodes orbonalis) dan Pengendaliannya di Indonesia.” Ia menguraikan bahwa L. orbonalis masih sedikit sekali penelitiannya di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, setelah laporan dari Sulawesi Utara, Lampung, dan Bengkulu pada 2017. Dalam kesempatan ini, Prof. Dwinardi Apriyanto menyampaikan bahwa serangan Leucinodes  telah menyerang tanaman terong di area Curup, Bengkulu. Hama ini awalnya hanya disebutkan singkat dalam buku “Pest of Crop in Indonesia” (Kalshoven, 1981). Penelitian lebih lanjut kini sedang dilakukan untuk menemukan metode pengendalian yang lebih ramah lingkungan bagi petani terong di Indonesia. Kedua keynotespeakers sesi pertama didampingi oleh Moderator Dr. Ir. Hendri Bustamam, MS.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah dari Universitas Gadjah Mada yang memaparkan pengelolaan penyakit Huanglongbing (HLB) pada jeruk di Indonesia. Praktik pengendalian HLB mencakup pemusnahan pohon terinfeksi, penanaman kembali dengan bibit bebas penyakit, serta penggunaan pestisida dan perangkap serangga untuk mengendalikan vektor HLB. Beberapa daerah menerapkan pemusnahan total pohon yang terinfeksi dengan koordinasi kelompok tani yang baik.

Prof. Dr. Ir. Abdul Munif dari IPB University menutup sesi dengan paparan tentang peran mikroba endofit dalam kesehatan tanaman. Mikroba endofit berpotensi sebagai agen biokontrol yang meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit melalui kompetisi sumber daya dan produksi senyawa antimikroba. Penggunaan mikroba ini mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Kedua keynotespeakers sesi kedua didampingi oleh Moderator Dr. Ir. Tunjung Pamekas, M.Sc.

Selanjutnya, sesi presentasi paralel berlangsung dengan 73 peserta yang terbagi dalam 6 room. Sesi presentasi paralel berjalan lancar hingga akhir, dan mendapat antusiasme tinggi dari seluruh peserta. Panitia mengucapkan terima kasih kepada para keynote speaker atas ilmu dan wawasan yang telah dibagikan serta kepada peserta yang berpartisipasi aktif. Setiap room dipilih 1 orang sebagai best presenter. Selamat kami ucapkan pada setiap presenter yang memperoleh penghargaan best presenter.  Berikut adalah daftar nama best presenter setiap room:

ROOM 1: Niken Nur Kasim/Univ. Sulawesi Barat

ROOM 2: Endah Yulia/Universitas Padjajaran

ROOM 3: Tifla Fitri Annisa/Universitas Andalas

ROOM 4: Yulmira/Universitas Andalas

ROOM 5: Ferani Agustin/Universitas Bengkulu

ROOM 6: Susi Handayani/Universitas Ratu Samban

Diharapkan materi yang disampaikan bermanfaat dan menjadi inspirasi dalam perlindungan tanaman. Sampai bertemu di Seminar Nasional Perlindungan Tanaman berikutnya!