PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI DI KEPAHIANG MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR
Kabupaten Kepahiang yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kopi di Provinsi Bengkulu. Limbah kulit kopi yang tidak dimanfaatkan menjadi salah satu hal yang membuat Tim Pengabdian tertarik memanfaatkan hal ini. Tim pengabdian mulai mengembangkan inovasi ramah lingkungan melalui pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi pupuk organic cair (POC). Program ini digagas sebagai upaya mengurangi limbah pertanian sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi petani kopi di daerah tersebut.
Selama ini, kulit kopi yang dihasilkan dari proses pengupasan buah kopi sering kali hanya dibuang atau dibakar, sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Melihat potensi tersebut, Ketua Pengabdian Ir., Marniza, M.Si. bersama tim pengabdian terdiri dari Dr. Reflis, S.P., M.Si, Lathifah Khairani, S.P., M.Sc., dan Afrima Widanti, S.E., M.Sc.
Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat juga melibatkan tim mahasiswa dari Program Studi Agribisnis yang terdiri dari Fatimah Azzahrah (E1D022021) Faiza Sapitri (E1D022033) Muhammad Dimas Putra Sriwijaya (E1D022073) dan Vikro Cahyo Ramdana Saputro (E1D022062) dari Universitas Bengkulu berinisiatif melakukan sosialisasi dan pelatihan mengolah limbah tersebut menjadi pupuk organik cair yang bermanfaat bagi tanaman.

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kelompok tani terkait terkait teknologi pembuatan pupuk organik cair yang sesuai standar operasional. Tim pengabdian juga melakukan pelatihan pembuatan POC menggunakan drum fermentasi dan mesin pencacah otomatis yang disesuaikan kebutuhan mitra. Proses pembuatan pupuk organic cair dilakukan dengan mencampurkan kulit kopi yang masih basah dan limbah sayur dengan bioaktivator alami seperti EM4 dan molase ke dalam tong komposter. Setelah melalui proses fermentasi, cairan yang dihasilkan dapat digunakan langsung sebagai pupuk untuk berbagai jenis tanaman, baik holtikultura maupun tanaman perkebunan.
Secara keseluruhan, peserta pengabdian telah memahami cara membuat POC dengan lebih efisien dan efektif. Kegiatan ini sejalan dengan pemanfaatan produk unggulan daerah yang mana selama ini dianggap sampah namun ternyata memiliki segudang manfaat apabila diolah dengan baik. Limbah yang selama ini dianggap sampai bisa menjadi sumber daya yang bernilai.