Inovasi Olahan Terpadu Kelapa: Meningkatkan Nilai Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Daging, Cangkang, dan Serabut di Desa Pekik Nyaring
Bengkulu- Tim Dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Bengkulu (UNIB) melalui Program Studi Agribisnis telah berhasil melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berfokus pada inovasi pengolahan terpadu komoditas kelapa. Kegiatan yang bertajuk “Inovasi Olahan Terpadu Kelapa: Meningkatkan Nilai Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Daging, Cangkang, dan Serabut di Desa Pekik Nyaring” ini dilaksanakan di Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, selama satu bulan.

Sektor pertanian, khususnya komoditas perkebunan seperti kelapa, memegang peranan krusial sebagai pilar utama perekonomian nasional, terutama di wilayah pedesaan. Desa Pekik Nyaring sendiri dikenal sebagai wilayah yang memiliki potensi sumber daya kelapa yang signifikan dan telah menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakat setempat. Namun, potensi besar ini belum termanfaatkan secara optimal. Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat Desa Pekik Nyaring adalah rendahnya nilai tambah produk di tingkat petani karena dominannya penjualan kelapa dalam bentuk bahan mentah atau setengah jadi. Selain itu, terdapat masalah penumpukan limbah kelapa (cangkang dan serabut) yang belum dimanfaatkan, padahal memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi. Kondisi ini menyebabkan pendapatan masyarakat rentan terhadap fluktuasi harga pasar. Menyadari kesenjangan antara
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Desa Pekik Nyaring secara berkelanjutan melalui penerapan inovasi pengolahan terpadu seluruh bagian kelapa (daging, cangkang, dan serabut) menjadi produk bernilai jual tinggi.
Sasaran utama dalam pengabdian ini adalah aparat desa dan masyarakat anggota gabungan kelompok tani, dengan fokus pada penguatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Pekik Nyaring. Metode pelaksanaan PkM dirancang secara sistematis, partisipatif, dan aplikatif, mengintegrasikan pendekatan edukatif, teknologis, dan sosial-ekonomi.


Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat sasaran, khususnya anggota KWT, memperoleh peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta pemahaman kewirausahaan berbasis sumber daya lokal. Terdapat perubahan pola pandang masyarakat dari produsen bahan mentah menjadi pelaku usaha yang berorientasi pada penciptaan nilai tambah dan diversifikasi produk. Daging kelapa kini diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) dan olahan turunan lainnya. Air kelapa yang semula terbuang mulai dikenali potensinya sebagai bahan baku minuman atau fermentasi.
Kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan limbah kelapa. Tempurung diolah menjadi arang dan arang aktif, sementara serabut diubah menjadi serat kelapa dan cocopeat. Pemanfaatan limbah ini secara langsung menerapkan konsep zero waste dan ekonomi sirkular, yang tidak hanya membuka peluang usaha baru, tetapi juga mengurangi masalah lingkungan akibat penumpukan limbah organik.
Inovasi olahan terpadu kelapa berpotensi signifikan dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat, karena diversifikasi produk dapat menekan risiko fluktuasi harga komoditas tunggal. Pembahasan hasil juga menunjukkan penguatan peran Kelompok Wanita Tani (KWT). Keterlibatan aktif perempuan dalam proses pengolahan, pengemasan, dan pemasaran skala kecil berkontribusi pada penguatan ekonomi keluarga dan sejalan dengan upaya pemberdayaan perempuan dalam rantai nilai pertanian.
Meskipun demikian, keberlanjutan program masih memerlukan dukungan lanjutan. Tim Dosen FP UNIB merekomendasikan perlunya pendampingan berkelanjutan, terutama dalam aspek penguatan kelembagaan kelompok, peningkatan kapasitas manajemen usaha, fasilitasi permodalan, serta perluasan akses pasar, termasuk melalui pemasaran digital.
Dalam jangka panjang, diharapkan model inovasi olahan terpadu kelapa ini dapat difasilitasi oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pekik Nyaring sebagai pengelola usaha desa, sehingga menjadi sumber ekonomi baru yang berkelanjutan. Model ini juga memiliki potensi besar untuk direplikasi di wilayah lain yang memiliki karakteristik sumber daya kelapa serupa. Sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi adalah kunci untuk mewujudkan pengembangan ekonomi desa yang berkelanjutan dan inklusif.