Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga

Salah satu tim pelaksana kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) dari Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu melakukan kegiatan di Desa Talang Sebaris Kecamatan Periukan Kabupaten Seluma. Judul kegiatan yang diusung adalah Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Pengelolaan Limbah Organik Rumahtangga di Desa Talang Sebaris. Tim ini diketuai oleh Dr. Reflis, S.P., M.Si. dan didukung oleh Ir. Nyayu Neti Arianti, M.Si. sebagai anggota tim. Beberapa orang mahasiswa tingkat akhir juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, yaitu Muhammad Iqbal, Annas Suprayadi dan Nia Audina Sitompul agar para mahasiswa juga belajar mengidentifikasi permasalahan yang dialami masyarakat tani di pedesaan sekaligus jalan keluarnya.
Kegiatan ini antara lain dilatarbelakangi oleh harga pupuk anorganik yang terus meningkat. Akibatnya para petani harus mencari alternatif lain untuk menyuplai unsur hara bagi tanamannya. Pupuk kimia digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman agar menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Sementara di sisi lain penerapan konsep pertanian organik sebagai suatu cara produksi tanaman dengan menghindari atau meminimalkan penggunaan senyawa kimia sintetik (pupuk, pestisida dan zat pengatur tumbuh), sudah saatnya diterapkan.


Sistem pertanian organik dilaksanakan semaksimal mungkin melalui pergiliran tanaman, penggunaan sisa tanaman, pupuk kandang (kotoran ternak), kacang-kacangan, pupuk hijau, limbah organik dari luar pertanian, penggunaan pupuk mineral organik dan pemeliharaan pengendalian hama, meningkatkan produktivitas dan pasokan tanah. unsur hara bagi tanaman. Pertanian organik adalah pertanian yang memperhatikan prinsip-prinsip ekosistem alami dalam proses produksinya di samping menghasilkan barang produksi yang berkualitas tinggi. Pengendalian hayati produk pertanian organik mengutamakan ketahanan pangan dan kesehatan, misalnya dengan penggunaan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia.
Lahan pekarangan yang posisinya di sekitar tempat tinggal perlu dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang ketahanan pangan keluarga. Pemenuhan kebutuhan akan sayuran bisa dilakukan secara mandiri oleh ibu-ibu rumantangga dengan cara menanam sayuran di pekarangan rumah. Bertanam sayuran di pekarangan rumah relatif mudah dilakukan dengan teknik Raised Bed Gardening (RBG) dan menggunakan pupuk organik Biosaka.
Penggunaan pupuk organik dan Biosaka bagi petani di Desa Talang Sebaris dapat mendukung pengembangan pertanian organik di Kabupaten Seluma. Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Organik Padat (POP) atau kompos dapat dengan mudah dibuat dan dihasilkan dari instalasi Komposter Ember Tumpuk (KET). KET terdiri dari dua nuah ember yang ditumpuk.. Ember di atas menjadi wadah limbah organik dapur. Bagian dasar ember ini diberi lubang-lubang sehingga air lindinya mengalir ke ember bagian bawah. Air lindi ini kemudian menjadi POC. Pengomposan limbah organik dalam ember atas dibantu oleh larva lalat tentara (maggot). Magot ini juga bisa dimanfaatkan untuk pakan unggas atau ikan.

Biosaka sebagai campuran bahan alam sekitar yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi sangat diapresiasi oleh para ilmuwan. Biosaka ini disebut elisitor dari ilmu epigenetik. Biosaka merupakan salah satu sistem teknologi terbarukan dalam pengembangan pertanian organik modern yang dibentuk sebagai bioteknologi (biotechnology) yang ditemukan oleh petani kreatif asal Blitar yaitu Muhammad Ansar sejak tahun 2006.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalterapkan teknik budidaya sayuran organik secara mandiri menggunakan metode Raised Bed Gardening beserta bahan pendukungnya (pembuatan pupuk organic cair dan padat serta elisitor organik). Secara lebih rinci tujuan kegiatan dapat dijabarkan menjadi : 1) Mengenalkan teknik budidaya sayuran organik pada Raised Bed (RB) atau bak tanam, 2) Mengenalkan cara pemanfaatan limbah organik rumahtangga menjadi Pupuk Organik Padat (POB), Pupuk Organik Cair (POC), dan 3) Mengenalkan cara pembuatan Biosaka.
Sasaran kegiatan PKM ini adalah ibu-ibu rumahtangga yang berperan penting dalam mengelola sumber pangan keluarga. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi penyuluhan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan tentang metode RBG untuk memanfaatkan pekarangan, pembuatan POC, POB, serta Biosaka.
Kegiatan PPM ini diikuti 17 orang ibu rumahtangga Desa Talang Sebaris. Para ibu rumahtangga dipilih menjadi khalayak sasaran karena para ibu rumahtangga yang lebih banyak berkecimpung dalam urusan rumahtangga, termasuk dalam hal penyediaan pangan dan sekaligus pengelolaan limbah yang dihasilkan dari aktifitas rumahtangga.
Para peserta mengikuti kegiatan dengan antusias. Ilmu pengetahuan dan keterampilan dirasakan akan memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini lahan pekarangan dan limbah organik rumahtangga belum dikelola dan dimanfaatkan. Padahal aktifitas menanam tanaman sumber pangan keluarga dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga, menghemat pengeluaran dan bahkan dapat menjadi sumber penerimaan baru. Demikian pula dengan limbah organik, jika dikelola dan diolah maka dapat memberikan manfaat untuk menambah kesuburan tanah. Biosaka dapat menjadi zat yang membantu tanaman perkebunan mereka menyerap zat hara lebih baik.