
PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MENJADI ECOBRICK DAN PAVING BLOCK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI DAMPAK SAMPAH PLASTIK TERHADAP LINGKUNGAN (THE USES OF PLASTIC WASTE INTO ECOBRICK AND PAVING BLOCK AS AN EFFORT TO REDUCE THE IMPACT OF PLASTIC WASTE TO THE ENVIRONMENT)
Oleh: Paka Mutiara Anugrah (February 12, 2023)
Abstract
Plastic Waste Management in Indonesia is not optimal resulting in a negative impact on the environment. The goal of correct and proper waste management is to free our environment from piles of garbage. Piles of waste that harm living things and damage nature, are the result of careless sorting or waste management. To minimize waste problems, there must be waste management from the source. Waste management is a systematic, comprehensive and continuous activity that includes waste reduction and handling. This article aims to inform the utilization of plastic waste into ecobricks and paving blocks. Ecobricks are one of the recycling efforts to reduce the amount of plastic waste. Ecobricks are made from used plastic bottles filled with materials such as soil, foam, plastic food wrap, plastic bags, and other plastic materials, while Paving Blocks (concrete bricks) are a type of non-structural concrete that can be used for industrial purposes. roads, parking lots, sidewalks, parks, and other purposes. Concrete bricks are made from a mixture of portland cement type I and water and aggregate as a filler, but in this study paving blocks were made mainly of plastic waste. The benefits of ecobrick and paving blocks aside from reducing the impact of plastic waste on the environment actually also have economic value. Ecobricks and paving blocks can also be sold on the market. Currently, many ecobricks are sold to online buying and selling platforms. In fact, a number of Garbage banks in several regions in Indonesia. Apart from having economic value, ecobrick and paving blocks can be practiced directly by anyone without requiring special skills. So it can be concluded that plastic waste can be recycled into goods that are useful and also have economic value.
Keywords: Plastic Waste, Ecobrick, Paving Block
Abstrak
Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia Belum Optimal, menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan.Tujuan pengelolaan sampah yang benar dan tepat adalah untuk membebaskan lingkungan kita dari tumpukan sampah. Tumpukan sampah yang membahayakan makhluk hidup dan merusak alam, merupakan hasil dari pemilahan atau pengelolaan sampah yang sembarangan, untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang peemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick dan paving blok, Ecobricks merupakan salah satu upaya daur ulang (recycle) untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Ecobricks terbuat dari botol plastik bekas yang diisi oleh bahan-bahan seperti tanah, busa, plastik pembungkus makanan, kantong plastik, serta bahan-bahan plastik lainnya, sedangkan Paving Block (Bata beton) merupakan salah satu jenis beton non strultural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir, trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Bata beton terbuat dari campuran semen portland tipe I dan air serta agregat sebagai bahan pengisi, namun pada penelitian ini paving block berbahan utama sampah plastik. manfaat Ecobrick dan paving block selain mengrungai dampak sampah plastik terhadap lingkungan sebenarnya juga memiliki nilai ekonomi. Ecobrick dan paving block pun bisa dijual ke pasaran. Saat ini, Ecobrick banyak dijual ke platform-platform jual beli online. Bahkan, sejumlah bank Sampah di beberapa wilayah di Indonesia. Selain memiliki nilai ekonomi, ecobrick dan paving block dapat dipraktekkan langsung oleh siapa saja tanpa membutuhkan keahlian khusus. Sehingga dapat disimpulkan sampah plastik dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat dan juga bernilai ekonomi.
Kata kunci: Sampah Plastik, Ecobrick, Paving Block
Pendahuluan
Sampah plastik selalu menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran darat maupun perairan. Sampah plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan tersumbatnya selokan yang dapat mengakibatkan banjir, termakan oleh hewan seperti penyu yang menggap plastik sebagai ubur-ubur, rusaknya ekosistem di sungai dan laut. Karena sampah plastik tidak dikelola dengan bertanggung jawab, hal ini menyebabkan indonesia menjadi penghasil sampah plastik nomor dua di dunia (Jambeck et al, 2015).
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi pekerjaan rumah bagi Bangsa Indonesia adalah pengelolaan sampah plastik yang belum optimal. Sampah plastik dalam pengolahannya masih banyak menimbulkan masalah. Plastik yang ditimbun akan membutuhkan waktu yang lama agar plastik dapat terurai oleh tanah secara sempurna dan jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengatasi masalah tersebut, sampah plastik dapat di daur ulang menjadi bentuk lain yang memiliki fungsi berbeda dari fungsi semula.
Salah satu alternatif penanganan sampah plastik adalah dengan melakukan proses daur ulang (recycle). Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Salah satu bentuk daur ulang sampah plastik yang dapat dilakukan dan bernilai ekonomi tinggi adalah mendaur ulang sampah plastik menjadi paving block dan ecobrick. Untuk itu penulis dalam makalah ini akan menulis tentang “ Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Ecobrick Dan Paving Block Sebagai Upaya Mengurangi Dampak Sampah PlastikTerhadap lingkungan . Sampah plastik tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan ecobrick dan paving block, alasan dijadikannya sampah plastik sebagai bahan utama adalah untuk mengurangi timbulan limbah plastik yang nantinya dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
Sampah Plastik
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat, sampah terdiri atas lebihh dari satu jenis.Jenis Sampah menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu : 1) Sampah organik atau basah Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur. 2) Sampah berbahaya Sampah jenis iniberbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik bekas. Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus. 3) Sampah anorganik atau kering Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : sampah plastik
Pengertian Sampah Plastik Menurut Klein (2011), Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul – molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang akhirnya akan membentuk rantai panjang dengan stuktur yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintetis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan polimerisasi molekul – molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga membentuk rantai panjang yang kaku dan akan menjadi padat setelah temperature pembentukannya. Sampah plastik mempunyai masa lapuk atau waktu yang dibutuhkan suatu benda untuk hancur yaitu selama lebih dari 10 tahun. Penguaraian sampah plastik yang memerlukan waktu lama akan berdampak pada kerusakan lingkungan (Zulkifli,2014)
Dampak Sampah Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan dampak negative bagi lingkungan seperti berikut (Chandra, 2006) :
- Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata
- Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran undara dan bahaya kebakaran yang lebih luas.
- Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal
- Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat meyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal.
- Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
Ecobrick
Ecobrick merupakan salah satu cara pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-botol plastik bekas yang di dalamnya diisi dengan berbagai sampah plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras. Setelah botol penuh dan keras, botol-botol tersebut bisa dirangkai menjadi meja, kursi, bahan bangunan dinding, panggung kecil, bahkan berpotensi untuk dirangkai menjadi pagar,pintu dan lainnya (Fatchurrahman, 2018)
Adapun menurut (Maier et al., 2016) yang menyebutkan bahwa Ecobrick adalah suatu bentuk untuk pengelolaan ulang sampah plastik. Program ecobrick sebagai suatu bentuk pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan, dengan cara yang sederhana dan bahan yang terjangkau yang mana diharapakan dapat meningkatkan partisipasi maysarakat dalam pengelolaan sampah berkelanjutan
Manisha dan Singh (2017) menyebutkan manfaat membuat ecobrick antara lain 1) Pengelolaan limbah; membuat ecobrik adalah salah satu cara yang efisien untuk mengolah limbah plastik dan dapat dilakukan oleh semua orang karena pembuatannya yang mudah; 2) Melindungi lingkungan dengan mengurangi jumlah sampah plastik; 3) Membuat ecobrick yang digunakan sebagai bahan bangunan atau
furniture dapat mengurangi biaya produksinya.
Cara Membuat Ecobrick
Berdasarkan beberapa sumber yang digunakan penulis dalam menulis penelitian ini mengenai cara membuat ecobrick bisa disimpulkan bahwa tidak ada buku penuntun dalam pembuatan ecobrick. Namun demikian harus tetap memperhatikan pedoman utama dalam membuat ecobrick. Namun demikian ada cara-cara tertentu yang dilakukan oleh beberapa pelaku pembuat ecobrick, seperti yang dilakukan oleh Selvie Diana tahun 2019 dalam kegiatan Pelatihan Pembuatan Ecobrick dari Limbah Plastik Sebagai Struktur Ramah Lingkungan untuk Kelompok Masyarakat Desa Alue Lim, yang mana cara membuat ecobrick yaitu sebagai berikut (Diana,2019):
- Mengumpulkan botol-botol plastik bekas, seperti botol bekas kemasan minuman (misalnya air mineral), botol bekas kemasan minyak goreng dan lain sebagainya. Kemudian mencucinya hingga bersih, lalu dikeringkan.
- Mengumpulkan berbagai macam kemasan plastik, seperti kemasan mie instan, minuman-minuman instan, plastik pembungkus, tas plastik dan sebagainya. Harus dipastikan plastik-plastik tersebut bebas dari segala jenis makanan (yang tersisa didalamnya), dalam keadaan kering dan tidak tercampur oleh bahan lain (klip, benang, kertas dan sebagainya).
- Memasukkan segala jenis plastik yang ada di poin ke 2 ke dalam botol-botol plastik pada poin ke 1.
- Tidak boleh tercampur dengan kertas, kaca, logam, benda-benda yang tajam dan bahan-bahan lain selain plastik.
- Bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik harus dimampatkan hingga sangat padat dan mengisi seluruh ruangan dalam botol plastiknya.
- Cara memadatkannya bisa dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu atau kayu (seperti tongkat bambu atau kayu).
- Jika ingin membuat sesuatu dengan hasil ecobrick ini, misalnya membuat meja, kursi, atau bendabenda lain, maka bisa menggunakan botol-botol yang berukuran sama, atau bahkan dari jenis dan merk yang sama, sehingga memudahkan penyusunan.
- Jika menginginkan hasil yang berwarna-warni, maka plastik-plastik kemasan yang disusun didalamnya bisa diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan warna sesuai yang diinginkan. Bisa juga dengan cara membungkus botol plastik dengan cellophone/pita perekat yang berwarna.
- Setelah semua botol plastik diisi dengan kemasankemasan plastik hingga padat, maka botol-botol plastik tersebut siap disusun dan digabungkan menjadi benda lain, seperti meja, kursi, bahkan dinding dan atau lantai panggung, pembatas ruangan dan banyak lagi lainnya.
- Untuk merekatkan satu botol dengan botol yang lainnya bisa menggunakan lem adesive atau bahan semen/gibs. Supaya bisa merekat kuat, botol-botol tersebut diikat kuat-kuat dengan menggunakan tali atau benang. Penggunaan tali rafia akan memberikan efek warna yang bagus sekaligus mengurangi sampah plastik dari jenis lain.

Paving block
Paving block merupakan produk bahan bangunan yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengeras permukaan tanah.,biasanya paving block digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar jalan di kota-kota, halaman, taman dan jalan komplek perumahan, umumnya Paving block terbuat dari semen, seperti yang di jelaskan pada (SNI 03-0691,19) yang menjelaskan bahwa Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunan yang di buat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu sendiri.
Cara Membuat Paving block
Cara membuat paving block senada dengan cara pembuatan ecobrick ,dimana berdasarkan beberapa sumber yang digunakan penulis dalam menulis penelitian ini mengenai cara membuat paving block bisa disimpulkan bahwa tidak ada buku penuntun dalam pembuatan paving block. Namun demikian ada cara-cara tertentu yang dilakukan oleh beberapa pelaku pembuat paving block, seperti yang dilakukan Dianne Amor Kusuma tahun 2019 pada kegiatan Pemanfaatan Limbah Plastik Untuk Pembuatan Paving Block Di Desa Cileunyi Kulon yang mana cara membuat paving block yaitu sebagai berikut (Kusuma,2019):
Langkah pertama pembuatan paving block ini ialah mencacah sampah plastik. Satu buah paving block membutuhkan lima sampai tujuh kilogram sampah plastik. Setelah alat pelebur dipanaskan, kemudian sampah plastik dan limbah pertanian (sekam padi dan serbuk kayu) dimasukan kedalam alat pelebur untuk dilelehkan lalu dicampur dengan pasir dengan komposisi 30:20:60 lalu diaduk pada suhu 300 hingga 400 derajat celsius, selama 30-45 menit. Pasir berfungsi sebagai pemberat, agar saat terendam air tidak mengambang. Setelah semua bahan melebur kemudian dimasukan ke dalam cetakan dan di-press agar mengikuti bentuk cetakan. Selanjutnya, paving block yang telah terbentuk didiamkan beberapa saat lalu dimasukkan ke dalam air untuk didinginkan. Hasil paving block dapat diwarnai menggunakan cat karena paving block yang dihasilkan berwarna hitam. Setelah itu, paving block siap untuk dipasarkan.
Kesimpulan
Sampah plastik adalah salah satu penyebab terbesar pencemaran lingkungan saat ini. Masalah utamanya adalah limbah plastik yang belum optimal dalam pengelolaanya. Ecobrick dan Paving block adalah upaya pengelolaan sampah plastik yang kreatif menjadi benda yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini yang berjudul ” Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Ecobrick Dan Paving Block Sebagai Upaya Mengurangi Dampak Sampah Plastikterhadap Lingkungan” dengan tepat waktu.
Dalam proses penulisan karya ilmiah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Urip Santoso, S.I.Kom., M.Sc., Ph.D. Selaku dosen mata kuliah penyajian ilmiah, yang telah banyak meluangkan waktu mengajar dan memberikan ilmu tentang penyajian ilmiahSemoga Allah SWT. Selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna menyempurnahkan tulisan ini.
Daftar Pustaka
Badan Standar Nasional. 1996. SNI-03- 0691-1996 tentang Bata Beton (Paving Block).
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta :EGC.
Diana, S. 2019. Pelatihan Pembuatan Ecobrick dari Limbah Plastik Sebagai Struktur Ramah Lingkungan untuk Kelompok Masyarakat Desa Alue Lim. In Prosiding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe (Vol. 3, No. 1).
Fatchurrahman, M. T. 2018. Manajemen Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Melalui Inovasi “Ecobrick” Oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Jambeck JR, Geyer R, Wilcox C, Siegler TR, Perryman M, et al. 2015. Plastic waste inputs from land into the ocean. Science 347:768–71.
Kusuma, D. A. (2019). Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Pembuatan Paving Block di Desa Cileunyi Kulon. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3), 211-217.
Maier, R., Himawati, A., dan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. (2016). Yogyakarta, Kota Pertama di Dunia yang Menerapkan Ecobricking sebagai Solusi Pengelolaan Plastik Berbasis. Umbulharjo. Retrieved from https://www.ecobricks.org/wpcontent/uploads/2016/06/JogjaPressReleasecopy.pdf
Manisha, & Singh, N. (2017). Investigating strength and properties of ecoladrillo: Eco bricks.International Journal of Civil Engineering and Technology, 8(7), 134–142.
Sejati, Kuncoro. (2009). Edisi Kelima. Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, m Sub Point dan Center Point. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: Sekretariat Negara.
Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Salemba Teknika